Breaking News
Slide Show
Wednesday, October 29, 2014
Saturday, October 18, 2014
PUTRA MAHKOTA AMAT MUDE
Amat Mude adalah seorang putra mahkota dari Kerajaan Alas, Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia. Sebagai pewaris tahta kerajaan, ia berhak menjadi Raja Negeri Alas. Namun karena ia masih kecil dan belum sanggup mengemban tugas sebagai raja, maka untuk sementara waktu tampuk kekuasaan dipegang oleh pakcik (paman)-nya. Pada suatu hari, sang Pakcik membuang Amat Mude dan ibunya ke sebuah hutan, karena tidak ingin kedudukannya sebagai Raja Negeri Alas digantikan oleh Amat Mude. Bagaimana nasib permaisuri dan Putra Mahkota Kerajaan Alas selanjutnya? Ikuti kisahnya dalam cerita Putra Mahkota Amat Mude berikut ini!
Alkisah, di Negeri Alas, Nanggroe Aceh Darussalam, ada sebuah kerajaan yang diperintah oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Seluruh rakyatnya selalu patuh dan setia kepadanya. Negeri Alas pun senantiasa aman dan damai. Namun satu hal yang membuat sang Raja selalu bersedih, karena belum dikaruniai seorang anak. Sang Raja ingin sekali seperti adiknya yang sudah memiliki seorang anak.
Pada suatu hari, sang Raja duduk termenung seorang diri di serambi istana. Tanpa disadarinya, tiba-tiba permaisurinya telah duduk di sampingnya.
“Apa yang sedang Kanda pikirkan?” tanya permaisuri pelan.
“Dindaku tercinta! Kita sudah tua, tapi sampai saat ini kita belum mempunyai seorang putra yang kelak akan mewarisi tahta kerajaan ini,” ungkap sang Raja.
“Dinda mengerti perasaan Kanda. Dinda juga sangat merindukan seorang buah hati belaian jiwa. Kita telah mendatangkan tabib dari berbagai negeri dan mencoba segala macam obat, namun belum juga membuahkan hasil. Kita harus bersabar dan banyak berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa,” kata permaisuri menenangkan hati suaminya.
Alangkah sejuknya hati sang Raja mendengar kata-kata permaisurinya. Ia sangat beruntung mempunyai seorang permaisuri yang penuh pengertian dan perhatian kepadanya.
“Terima kasih, Dinda! Kanda sangat bahagia mempunyai permaisuri seperti Dinda yang pandai menenangkan hati Kanda,” ucap sang Raja memuji permaisurinya.
Sejak itu, sang Raja dan permaisuri semakin giat berdoa dengan harapan keinginan mereka dapat terkabulkan. Pada suatu malam, sang Raja yang didampingi permaisurinya berdoa dengan penuh khusyuk.
“Ya Tuhan! Karuniakanlah kepada kami seorang putra yang kelak akan meneruskan tahta kerajaan ini. Hamba rela tidak merasakan sebagai seorang ayah, asalkan kami dikaruniai seorang putra,” pinta sang Raja.
Sebulan kemudian, permaisuri pun mengandung. Alangkah senang hati sang Raja mengetahui hal itu. Kabar tentang kehamilan permaisuri pun tersebar ke seluruh penjuru negeri. Rakyat negeri itu sangat gembira, karena raja mereka tidak lama lagi akan memiliki keturunan yang kelak akan mewarisi tahtanya.
Waktu terus berjalan. Usia kandungan permaisuri sudah genap sembilan bulan. Pada suatu sore, permaisuri pun melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat dan tampan. Permaisuri tampak tersenyum bahagia sambil menimang-nimang putranya. Begitupula sang Raja senantiasa bersyukur telah memperoleh keturunan anak laki-laki yang selama ini ia idam-idamkan.
“Terima kasih Tuhan! Engkau telah mengabulkan doa kami,” sang Raja berucap syukur.
Seminggu kemudian, sang Raja pun mengadakan pesta dan upacara turun mani, yakni upacara pemberian nama. Pesta dan upacara tersebut diadakan selama tujuh hari tujuh malam. Tamu yang diundang bukan hanya rakyat negeri Alas, melainkan juga seluruh binatang dan makhluk halus yang ada di laut maupun di darat. Seluruh tamu undangan tampak gembira dan bersuka ria. Dalam upacara turun mani tersebut ditetapkan nama putra Raja, yakni Amat Mude.
Beberapa bulan setelah upacara dilaksanakan, sang Raja pun mulai sakit-sakitan. Seluruh badannya terasa lemah dan letih.
“Dinda! Mungkin ini pertanda waktuku sudah dekat. Dinda tentu masih ingat doa Kanda dulu sebelum kita mempunyai anak,” ungkap sang Raja.
Mendengar ungkapan sang Raja, hati permaisuri menjadi sedih. Meskipun menyadari hal itu, permaisuri tetap berharap agar sang Raja dapat sembuh dan dipanjangkan umurnya. Semua tabib diundang ke istana untuk mengobati penyakit sang Raja. Namun, tak seorang pun yang berhasil menyembuhkannya. Bahkan penyakit sang Raja semakin hari bertambah parah. Akhirnya, raja yang arif dan bijaksana itu pun wafat. Seluruh keluarga istana dan rakyat Negeri Alas berkabung.
Oleh karena Amat Mude sebagai pewaris tunggal Kerajaan Negeri Alas masih kecil dan belum sanggup melakukan tugas-tugas kerajaan, maka diangkatlah Pakcik Amat Mude yang bernama Raja Muda menjadi raja sementara Negeri Alas. Sebagai seorang raja, apapun perintahnya pasti dipatuhi. Hal itulah yang membuatnya enggan digantikan kedudukannya sebagai raja oleh Amat Mude. Berbagai tipu muslihat pun ia lakukan. Mulanya, sang Raja memindahkan Amat Mude dan ibunya ke ruang belakang yang semula tinggal di ruang tengah. Alasannya, Amat Mude yang masih kecil sering menangis, sehingga mengganggu setiap acara penting di istana.
Tipu muslihat Raja Muda semakin hari semakin menjadi-jadi. Pada suatu hari, ia mengumpulkan beberapa orang pengawalnya di ruang sidang istana.
“Wahai, Pengawal! Besok pagi-pagi sekali, buang permaisuri dan anak ingusan itu ke tengah hutan!” titah Raja Muda.
“Apa maksud Baginda?” tanya seorang pengawal heran.
“Sudahlah! Tidak usah banyak tanya. Aku kira kalian sudah tahu semua maksudku,” jawab Raja Muda.
“Ampun, Baginda! Hamba benar-benar tidak tahu maksud Baginda hendak membuang permaisuri dan putra mahkota ke tengah hutan,” kata seorang pengawal yang lain.
“Ketahuilah! Aku tidak ingin suatu hari kelak Amat Mude akan merebut kekuasaan ini dari tanganku,” ungkap Raja Muda.
“Tapi, Baginda. Bukankah Putra Mahkota Amat Mude pewaris tahta kerajaan ini,” ungkap pengawal yang lain.
“Hei, kalian tidak usah banyak bicara. Laksanakan saja perintahku! Jika tidak, kalian akan menanggung akibatnya!” bentak Raja Muda.
Mendengar ancaman itu, tak seorang pun pengawal yang berani lagi angkat bicara, karena jika berani membantah dan menolak perintah tersebut, mereka akan mendapat hukuman berat.
Keesokan harinya, berangkatlah para pengawal tersebut mengantar permaisuri dan Amat Mude ke tengah hutan. Keduanya pun ditinggalkan di tengah hutan dengan bekal seadanya. Untuk melindungi diri dari panasnya matahari dan dinginnya udara malam, ibu dan anak itu pun membuat sebuah gubuk kecil di bawah sebuah pohon rindang. Untuk bertahan hidup, mereka memanfaatkan hasil-hasil hutan yang banyak tersedia di sekitar mereka.
Waktu terus berjalan. Tak terasa Amat Mude telah berumur 8 tahun. Ia tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tampan. Pada suatu hari, ketika sedang bermain-main, Amat Mude menemukan cucuk sanggul ibunya. Diambilnya cucuk sanggul itu dan dibuatnya mata pancing.
Keesokan harinya, Amat Mude pergi memancing di sebuah sungai yang di dalamnya terdapat banyak ikan. Dalam waktu sekejap, ia telah memperoleh lima ekor ikan yang hampir sama besarnya dan segera membawanya pulang. Alangkah gembiranya hati ibunya.
“Waaah, kamu pandai sekali memancing, Putraku!” ucap ibunya memuji.
“Iya, Ibu! Sungai itu banyak sekali ikannya,” kata Amat Mude.
Lima ekor ikan besar tersebut tentu tidak bisa mereka habiskan. Maka timbul pikiran permaisuri untuk menjualnya sebagian ke sebuah desa yang terletak tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Dengan mengajak Amat Mude, permaisuri pun pergi ke desa itu. Ketika akan menawarkan ikan itu kepada penduduk, tiba-tiba ia bertemu dengan saudagar kaya dan pemurah. Ia adalah bekas sahabat suaminya dulu.
“Ampun, Tuan Putri! Kenapa Tuan Putri dan Putra Mahkota berada di tempat ini?” tanya saudagar itu heran.
Permaisuri pun menceritakan semua kejadian yang telah menimpanya sampai ia dan putranya berada di desa itu. Mengetahui keadaan permaisuri dan putranya yang sangat memprihatinkan tersebut, saudagar itu pun mengajak mereka mampir ke rumahnya dan membeli semua ikan jualan mereka.
Sesampainya di rumah, saudagar itu menyuruh istrinya agar segera memasak ikan tersebut untuk menjamu permaisuri dan Amat Mude. Ketika sedang memotong ikan tersebut, sang Istri menemukan suatu keanehan. Ia kesulitan memotong perut ikan tersebut dengan pisaunya.
“Hei, benda apa di dalam perut ikan ini? Kenapa keras sekali?” tanya istri saudagar itu dalam hati dengan penuh keheranan.
Setelah berkali-kali istri saudagar itu menggesek-gesekkan pisaunya, akhirnya perut ikan itu pun terbelah. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat telur ikan berwarna kuning emas, tapi keras. Ia pun segera memanggil suaminya untuk memeriksa benda tersebut. Setelah diamati dengan seksama, ternyata butiran-butiran yang berwarna kuning tersebut adalah emas murni.
“Dik! Usai memasak dan menjamu tamu kehormatan kita, segeralah kamu jual emas itu!” pinta saudagar itu kepada istrinya.
“Untuk apa Bang?” tanya sang Istri heran.
“Uang hasil penjualan emas itu akan digunakan untuk membangun rumah yang bagus sebagai tempat kediaman permaisuri dan putranya. Abang ingin membalas budi baik sang Raja yang dulu semasa hidupnya telah banyak membantu kita,” ujar saudagar itu kepada istrinya.
“Baik, Bang!” jawab sang Istri.
Kemudian saudagar itu menyampaikan berita gembira tersebut kepada permaisuri dan putranya bahwa mereka akan dibuatkan sebuah rumah yang bagus. Mendengar kabar itu, permaisuri sangat terharu. Ia benar-benar tidak menyangka jika mantan sahabat suaminya itu sangat baik kepada mereka.
“Terima kasih atas semua perhatiannya kepada kami,” ucap permaisuri.
“Ampun, Tuan Putri! Bantuan kami ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan bantuan Baginda Raja semasa hidupnya kepada kami,” kata saudagar itu sambil memberi hormat kepada permaisuri dan Amat Mude.
Menjelang sore hari, permaisuri dan Amat Mude pun mohon diri untuk kembali ke gubuknya. Saudagar itu pun memberikan pakaian yang bagus-bagus dan membekali mereka makanan yang lezat-lezat.
Beberapa lama kemudian, rumah permaisuri pun selesai dibangun. Kini permaisuri dan Amat Mude menempati rumah bagus dan bersih. Untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari mereka, Amat Mude pergi ke sungai setiap hari untuk memancing. Ikan-ikan yang diperolehnya untuk dimakan sehari-hari dan selebihnya dijual ke penduduk sekitar. Di antara ikan-ikan yang diperolehnya ada yang bertelur emas. Telur emas tersebut sedikit demi sedikit mereka simpan, sehingga lama-kelamaan mereka pun menjadi kaya raya dan terkenal sampai ke seluruh penjuru negeri.
Berita tentang kekayaan permaisuri dan putranya itu pun sampai ke telinga Pakcik Amat Mude. Mendengar kabar itu, ia pun berniat untuk mencelakakan Amat Mude, karena tidak ingin melepaskan kekuasaannya.
Pada suatu hari, Raja Muda yang serakah itu memanggil Amat Mude untuk menghadap ke istana. Ketika Amat Mude sampai di istana, alangkah terkejutnya Raja Muda saat melihat seorang pemuda gagah dan tampan memberi hormat di hadapannya. Dalam hatinya berkata, “pemuda ini benar-benar menjadi ancaman bagi kedudukanku sebagai raja”. Maka ia pun memerintahkan Amat Mude untuk pergi memetik buah kelapa gading di sebuah pulau yang terletak di tengah laut. Buah kelapa gading itu diperlukan untuk mengobati penyakit istri Raja Muda. Konon, lautan yang dilalui menuju ke pulau itu dihuni oleh binatang-binatang buas. Siapa pun yang melewati lautan itu, maka akan celaka.
“Hei, Amat Mude! Jika kamu tidak berhasil mendapatkan buah kelapa gading itu, maka kamu akan dihukum mati,” ancam Raja Muda.
Oleh karena berniat ingin menolong istri Raja Muda, Amat Mude pun segera melaksanakan perintah itu. Setelah berhari-hari berjalan, sampailah Amat Mude di sebuah pantai. Ia pun mulai kebingungan mencari cara untuk mencapai pulau itu. Pada saat ia sedang duduk termenung berpikir, tiba-tiba muncul di hadapannya seekor ikan besar bernama Silenggang Raye yang didampingi oleh Raja Buaya dan seekor Naga Besar. Amat Mude pun menjadi ketakutan.
“Hei, Anak Muda! Kamu siapa dan hendak ke mana?” tanya Ikan Silenggang Raye.
“Sa... saya Amat Mude,” jawab Amat Mude dengan gugup, lalu menceritakan asal-asul dan maksud perjalanannya.
Mendengar cerita Amat Mude tersebut, Ikan Silenggang Raye, Raja Buaya dan Naga itu langsung memberi hormat kepadanya. Amat Mude pun terheran-heran melihat sikap ketiga binatang raksasa itu.
“Kenapa kalian hormat kepadaku?” tanya Amat Mude heran.
“Ampun, Tuan! Almarhum Ayahandamu adalah raja yang baik. Dulu, kami semua diundang pada pesta pemberian nama Tuan!” jawab Raja Buaya.
“Benar, Tuan! Tuan tidak perlu takut. Kami akan mengantar Tuan ke pulau itu,” sambung Naga besar itu.
“Terima kasih, Sobat!” ucap Amat Mude.
Akhirnya, Amat Mude pun diantar oleh ketiga binatang raksasa tersebut menuju ke pulau yang dimaksud. Tidak berapa lama, sampailah mereka di pulau itu. Sebelum Amat Mude naik ke darat, si Naga besar memberikan sebuah cincin ajaib kepada Amat Mude. Dengan memakai cincin ajaib itu, maka semua permintaan akan dikabulkan.
Setelah itu, Amat Mude pun segera mencari pohon kelapa gading. Tidak berapa lama mencari, ia pun menemukannya. Rupanya, pohon kelapa gading itu sangat tinggi dan hanya memiliki sebutir buah kelapa. Setelah menyampaikan niatnya kepada cincin ajaib yang melingkar di jari tangannya, Amat Mude pun dapat memanjat dengan mudah dan cepat sampai ke atas pohon. Ketika ia sedang memetik buah kelapa gading itu, tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan yang sangat lembut menegurnya, “Siapapun yang berhasil memetik buah kelapa gading itu, maka dia akan menjadi suamiku.”
“Siapakah Engkau ini?” tanya Amat Mude.
“Aku adalah Putri Niwer Gading,” jawabnya.
Ketika Amat Mude baru saja turun dari atas pohon sambil menenteng sebutir kelapa gading, tiba-tiba seorang putri cantik jelita berdiri di belakangnya. Alangkah takjubnya ketika ia melihat kecantikan Putri Niwer Gading. Akhirnya, Amat Mude pun mengajak sang Putri pulang ke rumah untuk menikah. Pesta perkawinan mereka pun dirayakan dengan ramai di kediaman Amat Mude.
Usai pesta, Amat Mude ditemani istri dan ibunya segera menyerahkan buah kelapa gading yang diperolehnya kepada Pakciknya. Maka selamatlah ia dari ancaman hukuman mati. Bahkan, berkat ketabahan dan kebaikan hatinya, Raja Muda tiba-tiba menjadi sadar akan kecurangan dan perbuatan jahatnya. Ia juga menyadari bahwa Amat Mude-lah yang berhak menduduki tahta kerajaan Negeri Alas. Akhirnya, atas permintaan Raja Muda, Amat Mude pun dinobatkan menjadi Raja Negeri Alas.
Demikian cerita Putra Mahkota Amat Mude dari daerah Nanggroe Aceh Darussalam. Cerita di atas termasuk kategori dongeng yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah keutamaan sifat tabah dan giat berusaha. Sifat ini tercermin pada sikap permaisuri dan Amat Mude yang senantiasa bersikap tabah menghadapi penderitaan dan selalu giat berusaha. Akhirnya mereka menjadi kaya dan hidup bahagia. Dikatakan dalam tunjuk ajar Melayu:
wahai ananda cahaya mata,
rajin dan tekun dalam bekerja
penat dan letih usah dikira
supaya kelak hidupmu sejahtera
Pelajaran lain yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah bahwa jika perbuatan jahat seseorang dibalas dengan kebaikan, maka suatu saat orang yang berbuat jahat tersebut akan menyadari perbuatan jahatnya dan akan berbuat baik. Hal ini tergambar pada sikap dan perilaku Raja Muda yang selalu berniat jahat kepada Amat Mude, namun Amat Mude senantiasa membalas niat jahatnya tersebut dengan kebaikan. Akhirnya, Raja Muda pun menyadari perbuatannya dan menobatkan Amat Mude menjadi Raja Negeri Alas.
Sumber:http://ceritaasliindonesia.blogspot.com/2009/12/putra-mahkota-amat-mude.html
Read more ...
Alkisah, di Negeri Alas, Nanggroe Aceh Darussalam, ada sebuah kerajaan yang diperintah oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Seluruh rakyatnya selalu patuh dan setia kepadanya. Negeri Alas pun senantiasa aman dan damai. Namun satu hal yang membuat sang Raja selalu bersedih, karena belum dikaruniai seorang anak. Sang Raja ingin sekali seperti adiknya yang sudah memiliki seorang anak.
Pada suatu hari, sang Raja duduk termenung seorang diri di serambi istana. Tanpa disadarinya, tiba-tiba permaisurinya telah duduk di sampingnya.
“Apa yang sedang Kanda pikirkan?” tanya permaisuri pelan.
“Dindaku tercinta! Kita sudah tua, tapi sampai saat ini kita belum mempunyai seorang putra yang kelak akan mewarisi tahta kerajaan ini,” ungkap sang Raja.
“Dinda mengerti perasaan Kanda. Dinda juga sangat merindukan seorang buah hati belaian jiwa. Kita telah mendatangkan tabib dari berbagai negeri dan mencoba segala macam obat, namun belum juga membuahkan hasil. Kita harus bersabar dan banyak berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa,” kata permaisuri menenangkan hati suaminya.
Alangkah sejuknya hati sang Raja mendengar kata-kata permaisurinya. Ia sangat beruntung mempunyai seorang permaisuri yang penuh pengertian dan perhatian kepadanya.
“Terima kasih, Dinda! Kanda sangat bahagia mempunyai permaisuri seperti Dinda yang pandai menenangkan hati Kanda,” ucap sang Raja memuji permaisurinya.
Sejak itu, sang Raja dan permaisuri semakin giat berdoa dengan harapan keinginan mereka dapat terkabulkan. Pada suatu malam, sang Raja yang didampingi permaisurinya berdoa dengan penuh khusyuk.
“Ya Tuhan! Karuniakanlah kepada kami seorang putra yang kelak akan meneruskan tahta kerajaan ini. Hamba rela tidak merasakan sebagai seorang ayah, asalkan kami dikaruniai seorang putra,” pinta sang Raja.
Sebulan kemudian, permaisuri pun mengandung. Alangkah senang hati sang Raja mengetahui hal itu. Kabar tentang kehamilan permaisuri pun tersebar ke seluruh penjuru negeri. Rakyat negeri itu sangat gembira, karena raja mereka tidak lama lagi akan memiliki keturunan yang kelak akan mewarisi tahtanya.
Waktu terus berjalan. Usia kandungan permaisuri sudah genap sembilan bulan. Pada suatu sore, permaisuri pun melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat dan tampan. Permaisuri tampak tersenyum bahagia sambil menimang-nimang putranya. Begitupula sang Raja senantiasa bersyukur telah memperoleh keturunan anak laki-laki yang selama ini ia idam-idamkan.
“Terima kasih Tuhan! Engkau telah mengabulkan doa kami,” sang Raja berucap syukur.
Seminggu kemudian, sang Raja pun mengadakan pesta dan upacara turun mani, yakni upacara pemberian nama. Pesta dan upacara tersebut diadakan selama tujuh hari tujuh malam. Tamu yang diundang bukan hanya rakyat negeri Alas, melainkan juga seluruh binatang dan makhluk halus yang ada di laut maupun di darat. Seluruh tamu undangan tampak gembira dan bersuka ria. Dalam upacara turun mani tersebut ditetapkan nama putra Raja, yakni Amat Mude.
Beberapa bulan setelah upacara dilaksanakan, sang Raja pun mulai sakit-sakitan. Seluruh badannya terasa lemah dan letih.
“Dinda! Mungkin ini pertanda waktuku sudah dekat. Dinda tentu masih ingat doa Kanda dulu sebelum kita mempunyai anak,” ungkap sang Raja.
Mendengar ungkapan sang Raja, hati permaisuri menjadi sedih. Meskipun menyadari hal itu, permaisuri tetap berharap agar sang Raja dapat sembuh dan dipanjangkan umurnya. Semua tabib diundang ke istana untuk mengobati penyakit sang Raja. Namun, tak seorang pun yang berhasil menyembuhkannya. Bahkan penyakit sang Raja semakin hari bertambah parah. Akhirnya, raja yang arif dan bijaksana itu pun wafat. Seluruh keluarga istana dan rakyat Negeri Alas berkabung.
Oleh karena Amat Mude sebagai pewaris tunggal Kerajaan Negeri Alas masih kecil dan belum sanggup melakukan tugas-tugas kerajaan, maka diangkatlah Pakcik Amat Mude yang bernama Raja Muda menjadi raja sementara Negeri Alas. Sebagai seorang raja, apapun perintahnya pasti dipatuhi. Hal itulah yang membuatnya enggan digantikan kedudukannya sebagai raja oleh Amat Mude. Berbagai tipu muslihat pun ia lakukan. Mulanya, sang Raja memindahkan Amat Mude dan ibunya ke ruang belakang yang semula tinggal di ruang tengah. Alasannya, Amat Mude yang masih kecil sering menangis, sehingga mengganggu setiap acara penting di istana.
Tipu muslihat Raja Muda semakin hari semakin menjadi-jadi. Pada suatu hari, ia mengumpulkan beberapa orang pengawalnya di ruang sidang istana.
“Wahai, Pengawal! Besok pagi-pagi sekali, buang permaisuri dan anak ingusan itu ke tengah hutan!” titah Raja Muda.
“Apa maksud Baginda?” tanya seorang pengawal heran.
“Sudahlah! Tidak usah banyak tanya. Aku kira kalian sudah tahu semua maksudku,” jawab Raja Muda.
“Ampun, Baginda! Hamba benar-benar tidak tahu maksud Baginda hendak membuang permaisuri dan putra mahkota ke tengah hutan,” kata seorang pengawal yang lain.
“Ketahuilah! Aku tidak ingin suatu hari kelak Amat Mude akan merebut kekuasaan ini dari tanganku,” ungkap Raja Muda.
“Tapi, Baginda. Bukankah Putra Mahkota Amat Mude pewaris tahta kerajaan ini,” ungkap pengawal yang lain.
“Hei, kalian tidak usah banyak bicara. Laksanakan saja perintahku! Jika tidak, kalian akan menanggung akibatnya!” bentak Raja Muda.
Mendengar ancaman itu, tak seorang pun pengawal yang berani lagi angkat bicara, karena jika berani membantah dan menolak perintah tersebut, mereka akan mendapat hukuman berat.
Keesokan harinya, berangkatlah para pengawal tersebut mengantar permaisuri dan Amat Mude ke tengah hutan. Keduanya pun ditinggalkan di tengah hutan dengan bekal seadanya. Untuk melindungi diri dari panasnya matahari dan dinginnya udara malam, ibu dan anak itu pun membuat sebuah gubuk kecil di bawah sebuah pohon rindang. Untuk bertahan hidup, mereka memanfaatkan hasil-hasil hutan yang banyak tersedia di sekitar mereka.
Waktu terus berjalan. Tak terasa Amat Mude telah berumur 8 tahun. Ia tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tampan. Pada suatu hari, ketika sedang bermain-main, Amat Mude menemukan cucuk sanggul ibunya. Diambilnya cucuk sanggul itu dan dibuatnya mata pancing.
Keesokan harinya, Amat Mude pergi memancing di sebuah sungai yang di dalamnya terdapat banyak ikan. Dalam waktu sekejap, ia telah memperoleh lima ekor ikan yang hampir sama besarnya dan segera membawanya pulang. Alangkah gembiranya hati ibunya.
“Waaah, kamu pandai sekali memancing, Putraku!” ucap ibunya memuji.
“Iya, Ibu! Sungai itu banyak sekali ikannya,” kata Amat Mude.
Lima ekor ikan besar tersebut tentu tidak bisa mereka habiskan. Maka timbul pikiran permaisuri untuk menjualnya sebagian ke sebuah desa yang terletak tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Dengan mengajak Amat Mude, permaisuri pun pergi ke desa itu. Ketika akan menawarkan ikan itu kepada penduduk, tiba-tiba ia bertemu dengan saudagar kaya dan pemurah. Ia adalah bekas sahabat suaminya dulu.
“Ampun, Tuan Putri! Kenapa Tuan Putri dan Putra Mahkota berada di tempat ini?” tanya saudagar itu heran.
Permaisuri pun menceritakan semua kejadian yang telah menimpanya sampai ia dan putranya berada di desa itu. Mengetahui keadaan permaisuri dan putranya yang sangat memprihatinkan tersebut, saudagar itu pun mengajak mereka mampir ke rumahnya dan membeli semua ikan jualan mereka.
Sesampainya di rumah, saudagar itu menyuruh istrinya agar segera memasak ikan tersebut untuk menjamu permaisuri dan Amat Mude. Ketika sedang memotong ikan tersebut, sang Istri menemukan suatu keanehan. Ia kesulitan memotong perut ikan tersebut dengan pisaunya.
“Hei, benda apa di dalam perut ikan ini? Kenapa keras sekali?” tanya istri saudagar itu dalam hati dengan penuh keheranan.
Setelah berkali-kali istri saudagar itu menggesek-gesekkan pisaunya, akhirnya perut ikan itu pun terbelah. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat telur ikan berwarna kuning emas, tapi keras. Ia pun segera memanggil suaminya untuk memeriksa benda tersebut. Setelah diamati dengan seksama, ternyata butiran-butiran yang berwarna kuning tersebut adalah emas murni.
“Dik! Usai memasak dan menjamu tamu kehormatan kita, segeralah kamu jual emas itu!” pinta saudagar itu kepada istrinya.
“Untuk apa Bang?” tanya sang Istri heran.
“Uang hasil penjualan emas itu akan digunakan untuk membangun rumah yang bagus sebagai tempat kediaman permaisuri dan putranya. Abang ingin membalas budi baik sang Raja yang dulu semasa hidupnya telah banyak membantu kita,” ujar saudagar itu kepada istrinya.
“Baik, Bang!” jawab sang Istri.
Kemudian saudagar itu menyampaikan berita gembira tersebut kepada permaisuri dan putranya bahwa mereka akan dibuatkan sebuah rumah yang bagus. Mendengar kabar itu, permaisuri sangat terharu. Ia benar-benar tidak menyangka jika mantan sahabat suaminya itu sangat baik kepada mereka.
“Terima kasih atas semua perhatiannya kepada kami,” ucap permaisuri.
“Ampun, Tuan Putri! Bantuan kami ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan bantuan Baginda Raja semasa hidupnya kepada kami,” kata saudagar itu sambil memberi hormat kepada permaisuri dan Amat Mude.
Menjelang sore hari, permaisuri dan Amat Mude pun mohon diri untuk kembali ke gubuknya. Saudagar itu pun memberikan pakaian yang bagus-bagus dan membekali mereka makanan yang lezat-lezat.
Beberapa lama kemudian, rumah permaisuri pun selesai dibangun. Kini permaisuri dan Amat Mude menempati rumah bagus dan bersih. Untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari mereka, Amat Mude pergi ke sungai setiap hari untuk memancing. Ikan-ikan yang diperolehnya untuk dimakan sehari-hari dan selebihnya dijual ke penduduk sekitar. Di antara ikan-ikan yang diperolehnya ada yang bertelur emas. Telur emas tersebut sedikit demi sedikit mereka simpan, sehingga lama-kelamaan mereka pun menjadi kaya raya dan terkenal sampai ke seluruh penjuru negeri.
Berita tentang kekayaan permaisuri dan putranya itu pun sampai ke telinga Pakcik Amat Mude. Mendengar kabar itu, ia pun berniat untuk mencelakakan Amat Mude, karena tidak ingin melepaskan kekuasaannya.
Pada suatu hari, Raja Muda yang serakah itu memanggil Amat Mude untuk menghadap ke istana. Ketika Amat Mude sampai di istana, alangkah terkejutnya Raja Muda saat melihat seorang pemuda gagah dan tampan memberi hormat di hadapannya. Dalam hatinya berkata, “pemuda ini benar-benar menjadi ancaman bagi kedudukanku sebagai raja”. Maka ia pun memerintahkan Amat Mude untuk pergi memetik buah kelapa gading di sebuah pulau yang terletak di tengah laut. Buah kelapa gading itu diperlukan untuk mengobati penyakit istri Raja Muda. Konon, lautan yang dilalui menuju ke pulau itu dihuni oleh binatang-binatang buas. Siapa pun yang melewati lautan itu, maka akan celaka.
“Hei, Amat Mude! Jika kamu tidak berhasil mendapatkan buah kelapa gading itu, maka kamu akan dihukum mati,” ancam Raja Muda.
Oleh karena berniat ingin menolong istri Raja Muda, Amat Mude pun segera melaksanakan perintah itu. Setelah berhari-hari berjalan, sampailah Amat Mude di sebuah pantai. Ia pun mulai kebingungan mencari cara untuk mencapai pulau itu. Pada saat ia sedang duduk termenung berpikir, tiba-tiba muncul di hadapannya seekor ikan besar bernama Silenggang Raye yang didampingi oleh Raja Buaya dan seekor Naga Besar. Amat Mude pun menjadi ketakutan.
“Hei, Anak Muda! Kamu siapa dan hendak ke mana?” tanya Ikan Silenggang Raye.
“Sa... saya Amat Mude,” jawab Amat Mude dengan gugup, lalu menceritakan asal-asul dan maksud perjalanannya.
Mendengar cerita Amat Mude tersebut, Ikan Silenggang Raye, Raja Buaya dan Naga itu langsung memberi hormat kepadanya. Amat Mude pun terheran-heran melihat sikap ketiga binatang raksasa itu.
“Kenapa kalian hormat kepadaku?” tanya Amat Mude heran.
“Ampun, Tuan! Almarhum Ayahandamu adalah raja yang baik. Dulu, kami semua diundang pada pesta pemberian nama Tuan!” jawab Raja Buaya.
“Benar, Tuan! Tuan tidak perlu takut. Kami akan mengantar Tuan ke pulau itu,” sambung Naga besar itu.
“Terima kasih, Sobat!” ucap Amat Mude.
Akhirnya, Amat Mude pun diantar oleh ketiga binatang raksasa tersebut menuju ke pulau yang dimaksud. Tidak berapa lama, sampailah mereka di pulau itu. Sebelum Amat Mude naik ke darat, si Naga besar memberikan sebuah cincin ajaib kepada Amat Mude. Dengan memakai cincin ajaib itu, maka semua permintaan akan dikabulkan.
Setelah itu, Amat Mude pun segera mencari pohon kelapa gading. Tidak berapa lama mencari, ia pun menemukannya. Rupanya, pohon kelapa gading itu sangat tinggi dan hanya memiliki sebutir buah kelapa. Setelah menyampaikan niatnya kepada cincin ajaib yang melingkar di jari tangannya, Amat Mude pun dapat memanjat dengan mudah dan cepat sampai ke atas pohon. Ketika ia sedang memetik buah kelapa gading itu, tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan yang sangat lembut menegurnya, “Siapapun yang berhasil memetik buah kelapa gading itu, maka dia akan menjadi suamiku.”
“Siapakah Engkau ini?” tanya Amat Mude.
“Aku adalah Putri Niwer Gading,” jawabnya.
Ketika Amat Mude baru saja turun dari atas pohon sambil menenteng sebutir kelapa gading, tiba-tiba seorang putri cantik jelita berdiri di belakangnya. Alangkah takjubnya ketika ia melihat kecantikan Putri Niwer Gading. Akhirnya, Amat Mude pun mengajak sang Putri pulang ke rumah untuk menikah. Pesta perkawinan mereka pun dirayakan dengan ramai di kediaman Amat Mude.
Usai pesta, Amat Mude ditemani istri dan ibunya segera menyerahkan buah kelapa gading yang diperolehnya kepada Pakciknya. Maka selamatlah ia dari ancaman hukuman mati. Bahkan, berkat ketabahan dan kebaikan hatinya, Raja Muda tiba-tiba menjadi sadar akan kecurangan dan perbuatan jahatnya. Ia juga menyadari bahwa Amat Mude-lah yang berhak menduduki tahta kerajaan Negeri Alas. Akhirnya, atas permintaan Raja Muda, Amat Mude pun dinobatkan menjadi Raja Negeri Alas.
Demikian cerita Putra Mahkota Amat Mude dari daerah Nanggroe Aceh Darussalam. Cerita di atas termasuk kategori dongeng yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah keutamaan sifat tabah dan giat berusaha. Sifat ini tercermin pada sikap permaisuri dan Amat Mude yang senantiasa bersikap tabah menghadapi penderitaan dan selalu giat berusaha. Akhirnya mereka menjadi kaya dan hidup bahagia. Dikatakan dalam tunjuk ajar Melayu:
wahai ananda cahaya mata,
rajin dan tekun dalam bekerja
penat dan letih usah dikira
supaya kelak hidupmu sejahtera
Pelajaran lain yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah bahwa jika perbuatan jahat seseorang dibalas dengan kebaikan, maka suatu saat orang yang berbuat jahat tersebut akan menyadari perbuatan jahatnya dan akan berbuat baik. Hal ini tergambar pada sikap dan perilaku Raja Muda yang selalu berniat jahat kepada Amat Mude, namun Amat Mude senantiasa membalas niat jahatnya tersebut dengan kebaikan. Akhirnya, Raja Muda pun menyadari perbuatannya dan menobatkan Amat Mude menjadi Raja Negeri Alas.
Sumber:http://ceritaasliindonesia.blogspot.com/2009/12/putra-mahkota-amat-mude.html
Labels:
Tulisan
Saturday, October 11, 2014
LAPORAN KEUANGAN
PT ASTRA OTOPARTS TBK
DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 MARET/MARCH 2012
TIDAK DIAUDIT/UNAUDITED
PT ASTRA OTOPARTS Tbk
DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
The accompanying notes form an integral part of these
consolidated financial statements
Halaman - 1 - Page
LAPORAN POSISI KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 MARET 2012 DAN 31 DESEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF
FINANCIAL POSITION
31 MARCH 2012 AND 31 DECEMBER 2011
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
31 Maret/ Catatan/ 31 Desember/
March 2012 a) Notes December 2011
ASET ASSETS
Aset lancar Current assets
Kas dan setara kas 585,162 2d,3 365,399 Cash and cash equivalents
Piutang usaha, Trade receivables,
setelah dikurangi net of provision for
penyisihan penurunan nilai impairment of trade
piutang usaha sebesar Rp 14.357 receivables of Rp 14,357
(31 Desember 2011: Rp 13.446) (31 December 2011: Rp 13,446)
- Pihak berelasi 361,908 2e,2ab,4,29 294,024 Related parties -
- Pihak ketiga 772,938 2e,4 627,717 Third parties -
Piutang lain-lain Other receivables
- Pihak berelasi 169,489 2e,2ab,29 28,511 Related parties -
- Pihak ketiga 45,210 2e 67,242 Third parties -
Wesel tagih 4,500 2g,29 - Notes receivables
Persediaan, setelah dikurangi Inventories, net of
penyisihan persediaan usang provision for obsolete and
dan lambat bergerak sebesar slow moving inventories of
Rp 22.461 (31 Desember 2011: Rp 22,461 (31 December 2011:
Rp 21.360) 958,449 2j,5 955,369 Rp 21,360)
Pajak dibayar dimuka 99,793 2y,6a 105,703 Prepaid taxes
Pembayaran dimuka lainnya 233,578 120,490 Other prepayments
Total aset lancar 3,231,027 2,564,455 Total current assets
Aset tidak lancar Non-current assets
Aset pajak tangguhan 174,234 2y,6d 158,880 Deferred tax assets
Investasi pada entitas asosiasi dan Investments in associates
pengendalian bersama entitas 2,444,743 2b,7 2,475,031 and jointly controlled entities
Investasi jangka panjang lain-lain 11,418 2k,8 10,293 Other long-term investments
Aset tetap, setelah dikurangi Fixed assets, net of accumulated
akumulasi penyusutan dan depreciation and provision
penurunan nilai sebesar for impairment of Rp 1,120,220
Rp 1.120.220 (31 Desember 2011: (31 December 2011:
Rp 1.072.837) 1,610,706 2l,9 1,547,831 Rp 1,072,837)
Properti investasi 149,553 2m,10 55,470 Investment properties
Goodwill 6,096 2n,11 6,096 Goodwill
Aset lain-lain 159,127 146,171 Other assets
Total aset tidak lancar 4,555,877 4,399,772 Total non-current assets
TOTAL ASET 7,786,904 6,964,227 TOTAL ASSETS
a) Tidak diaudit a) Unaudited
PT ASTRA OTOPARTS Tbk
DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
The accompanying notes form an integral part of these
consolidated financial statements
Halaman - 2 - Page
LAPORAN POSISI KEUANGAN
KONSOLIDASIAN
31 MARET 2012 DAN 31 DESEMBER 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF
FINANCIAL POSITION
31 MARCH 2012 AND 31 DECEMBER 2011
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
31 Maret/ Catatan/ 31 Desember/
March 2012 a) Notes December 2011
LIABILITAS LIABILITIES
Liabilitas jangka pendek Current liabilities
Pinjaman jangka pendek 842,413 2r,12 620,215 Short-term loans
Utang usaha Trade payables
- Pihak berelasi 292,501 2q,2ab,13,29 221,143 Related parties -
- Pihak ketiga 536,116 2q,13 472,027 Third parties -
Utang lain-lain Other payables
- Pihak berelasi 1,818 2q, 2ab,29 4,189 Related parties -
- Pihak ketiga 99,967 2q 80,214 Third parties -
Utang pajak 47,358 2y,6b 61,288 Taxes payable
Akrual 482,858 14 305,750 Accruals
Uang muka pelanggan 29,667 17,770 Customer advances
Liabilitas derivatif 4,276 2s,17 2,976 Derivative liabilities
Kewajiban imbalan kerja 14,213 2t,15 14,213 Employee benefits obligation
Bagian jangka pendek dari pinjaman Current portion of
jangka panjang 105,938 2r,16 93,033 long-term loans
Total liabilitas jangka pendek 2,457,125 1,892,818 Total current liabilities
Liabilitas jangka panjang Non-current liabilities
Utang kepada pihak berelasi 258 2ab 421 Payables to related parties
Kewajiban imbalan kerja 170,770 2t,15 168,229 Employee benefits obligation
Pinjaman jangka panjang, setelah Long-term loans, net of
dikurangi bagian jangka pendek 184,632 2r,16 179,865 current portion
Total liabilitas jangka panjang 355,660 348,515 Total non-current liabilities
Total liabilitas 2,812,785 2,241,333 Total liabilities
EKUITAS EQUITY
Modal saham Share capital
Modal dasar - 10.000.000.000 Authorised – 10,000,000,000
saham, dengan nilai nominal shares, with par value of
Rp 100 (Rupiah penuh) per saham Rp 100 (full Rupiah) per share
Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully
penuh - 3.855.786.400 saham 385,579 1b,2v,18 385,579 paid – 3,855,786,400 shares
Tambahan modal disetor 55,943 19 55,943 Additional paid-in capital
Saldo laba: Retained earnings:
- Dicadangkan 67,500 20 67,500 Appropriated -
- Belum dicadangkan 4,151,905 3,901,943 Unappropriated -
Komponen ekuitas lainnya 11,808 2b,2s,2w 12,589 Other reserves
Ekuitas yang dapat diatribusikan Equity attributable to
kepada pemilik entitas induk 4,672,735 4,423,554 owners of the parent
Kepentingan nonpengendali 301,384 21 299,340 Non-controlling interests
Total ekuitas 4,974,119 4,722,894 Total equity
TOTAL LIABILITAS TOTAL LIABILITIES
DAN EKUITAS 7,786,904 6,964,227 AND EQUITY
a) Tidak diaudit a) Unaudited
PT ASTRA OTOPARTS Tbk
DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
The accompanying notes form an integral part of these
consolidated financial statements
Halaman - 3 - Page
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR
31 MARET 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED INCOME STATEMENTS
FOR THE PERIODS ENDED
31 MARCH 2012 AND 2011 (UNAUDITED)
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
31 Maret/ 31 Maret/
March Catatan/ March
2012 Notes 2011
Pendapatan bersih 2,128,055 2x,22 1,818,667 Net revenue
Beban pokok pendapatan (1,787,394) 2x,23 (1,499,547) Cost of revenue
Laba bruto 340,661 319,120 Gross profit
Beban penjualan (91,557) 2x,24 (96,528) Selling expenses
General and administrative
Beban umum dan administrasi (126,792) 2x,24 (120,401) expenses
Penghasilan bunga 6,532 25 11,022 Interest income
Beban bunga dan keuangan (19,216) 26 (8,753) Interest and financial charges
Penghasilan lain-lain 8,107 27 15,553 Other income
Beban lain-lain (292) (1,465) Other expenses
Bagian laba bersih entitas Equity in net income of
asosiasi dan pengendalian associates and jointly
bersama entitas 199,858 2b,7 198,826 controlled entities
Laba sebelum pajak penghasilan 317,301 317,374 Profit before income tax
Beban pajak penghasilan (30,419) 2y,6c (33,031) Income tax expenses
Laba periode berjalan 286,882 284,343 Profit for the period
Laba yang dapat diatribusikan kepada: Profit attributable to:
Pemilik entitas induk 262,525 259,044 Owners of the parent
Kepentingan nonpengendali 24,357 2b,21 25,299 Non-controlling interests
286,882 284,343
Laba per saham - Earnings per share -
dasar dan dilusian basic and diluted
(Rupiah penuh) 68 2z,28 67 (full Rupiah)
PT ASTRA OTOPARTS Tbk
DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
The accompanying notes form an integral part of these
consolidated financial statements
Halaman - 4 - Page
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR
31 MARET 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF
COMPREHENSIVE INCOME
FOR THE PERIODS ENDED
31 MARCH 2012 AND 2011 (UNAUDITED)
(Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated)
31 Maret/ 31 Maret/
March Catatan/ March
2012 Notes 2011
Laba periode berjalan 286,882 284,343 Profit for the period
Pendapatan komprehensif lain Other comprehensive income,
setelah pajak: net of income tax:
Keuntungan aktuarial program Actuarial gain on pension
pensiun 4,703 15 - plans
Lindung nilai arus kas (781) 17 1,089 Cash flow hedge
Bagian pendapatan komprehensif Share of other comprehensive
lain entitas asosiasi dan income of associates and
pengendalian bersama entitas (19,345) 7 - jointly controlled entities
Total laba komprehensif Total comprehensive income
periode berjalan 271,459 285,432 for the period
Total laba komprehensif yang dapat Total comprehensive income
diatribusikan kepada: attributable to:
Pemilik entitas induk 249,180 260,133 Owners of the parent
Kepentingan nonpengendali 22,279 2b,21 25,299 Non-controlling interests
271,459 285,432
PT ASTRA OTOPARTS Tbk
DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan konsolidasian
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements
Halaman - 5 - Page
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR
31 MARET 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
FOR THE PERIODS ENDED
31 MARCH 2012 AND 2011 (UNAUDITED)
(Expressed in millions of Rupiah)
Diatribusikan kepada pemilik entitas induk/
Attributable to owners of the parent
Saldo laba/
Retained earnings
Catatan/
Notes
Modal
saham/
Share capital
Tambahan
modal
disetor/
Additional
paid-in
capital
Dicadangkan/
Appropriated
Belum
dicadangkan/
Unappropriated
Selisih penilaian
kembali aset
tetap dari entitas
asosiasi/ Fixed
assets
revaluation
reserve on
associates
Cadangan
lindung nilai
arus kas/
Cash flow
hedge reserve
Selisih nilai
transaksi
restrukturisasi
entitas
sepengendali/
Differences in
value of
restructuring
transactions
among entities
under common
control Total
Kepentingan
nonpengendali/
Noncontrolling
interest
Total
ekuitas/
equity
Saldo 1 Januari 2011/
Balance as at 1 January 2011 385,579 55,943 60,000 3,350,782 18,120 1,326 (10,923) 3,860,827 242,320 4,103,147
Penyesuaian sehubungan dengan penerapan
PSAK No.22 (revisi 2010)/Adjustment in
relation to implementation of
PSAK No.22 (revised 2010) - - - 2,301 - - - 2,301 - 2,301
Total laba komprehensif periode berjalan/
Total comprehensive income for the period - - - 259,044 - 1,089 - 260,133 25,299 285,432
Lain-lain/Others - - - - - - - - (8,777) (8,777)
Saldo 31 Maret 2011/
Balance as at 31 March 2011 385,579 55,943 60,000 3,612,127 18,120 2,415 (10,923) 4,123,261 258,842 4,382,103
Saldo 1 Januari 2012/
Balance as at 1 January 2012 385,579 55,943 67,500 3,901,943 18,120 5,392 (10,923) 4,423,554 299,340 4,722,894
Total laba komprehensif periode berjalan/
Total comprehensive income for the period - - - 249,962 - (781) - 249,181 22,279 271,460
Lain-lain/Others 21 - - - - - - - - (20,235) (20,235)
Saldo 31 Maret 2012/
Balance as at 31 March 2012 385,579 55,943 67,500 4,151,905 18,120 4,611 (10,923) 4,672,735 301,384 4,974,119
PT ASTRA OTOPARTS Tbk
DAN ENTITAS ANAK/AND SUBSIDIARIES
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
The accompanying notes form an integral part of these
consolidated financial statements
Halaman - 6 - Page
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR
31 MARET 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS
FOR THE PERIODS ENDED
31 MARCH 2012 AND 2011 (UNAUDITED)
(Expressed in millions of Rupiah)
31 Maret/ 31 Maret/
March March
2012 2011
Arus kas dari aktivitas operasi Cash flows from operating activities
Penerimaan dari pelanggan dan lainnya 1,929,270 1,598,567 Receipts from customers and others
Pembayaran kepada pemasok dan karyawan (1,614,133) (1,456,274) Payments to suppliers and employees
Penerimaan dari aktivitas operasi lainnya 8,510 12,677 Receipts from other operating activities
Kas yang dihasilkan dari operasi 323,647 154,970 Cash generated from operations
Pengembalian pajak 12,575 11,030 Tax refund
Penerimaan bunga 8,971 10,056 Interest receipts
Pembayaran pajak penghasilan (93,075) (49,337) Payments for income tax
Arus kas bersih dihasilkan dari Net cash flows provided by
aktivitas operasi 252,118 126,719 operating activities
Arus kas dari aktivitas investasi Cash flows from investing activities
Penerimaan dividen kas 66,980 98,660 Cash dividends receipts
Hasil penjualan aset tetap 2,657 153 Proceeds from sale of fixed assets
Penerimaan bunga dari wesel tagih 35 - Interest received from notes receivables
Perolehan investasi Acquisition of other
jangka panjang lain-lain (1,125) - long term investment
Perolehan aset takberwujud dan Acquisition of intangible assets and
beban tangguhan (8,507) (3,050) deferred charges
Wesel tagih yang diberikan kepada Notes receivables provided to
pihak berelasi, bersih (4,500) - related parties, net
Perolehan aset tetap (310,221) (140,691) Acquisition of fixed assets
Arus kas bersih digunakan untuk Net cash flows used in
aktivitas investasi (254,681) (44,928) investing activities
Arus kas dari aktivitas pendanaan Cash flows from financing activities
Penerimaan pinjaman jangka pendek 998,117 425,986 Proceeds from short-term loans
Penerimaan pinjaman jangka panjang 20,000 70,000 Proceeds from long-term loans
Pembayaran pinjaman jangka panjang (3,191) (3,191) Repayments of long-term loans
Pembayaran bunga Payments for interest and
dan beban keuangan (19,362) (5,298) financial charges
Pembayaran pinjaman jangka pendek (775,919) (475,986) Repayments of short-term loans
Arus kas bersih dihasilkan dari Net cash flows provided by
aktivitas pendanaan 219,645 11,511 financing activities
Kenaikan bersih Net increase in
kas dan setara kas 217,082 93,302 cash and cash equivalents
Cash and cash equivalents at
Kas dan setara kas pada awal periode 365,399 485,564 the beginning of the period
Dampak perubahan selisih kurs terhadap Effect of exchange rate differences
kas dan setara kas 2,681 (3,780) on cash and cash equivalents
Cash and cash equivalents at
Kas dan setara kas pada akhir periode 585,162 575,086 the end of the period
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT ASTRA OTOPARTS Tbk
ENTITAS INDUK SAJA/PARENT COMPANY ONLY
Halaman - 88 - Page
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR
31 MARET 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY
FOR THE PERIODS ENDED
31 MARCH 2012 AND 2011 (UNAUDITED)
(Expressed in millions of Rupiah)
Saldo laba/
Retained earnings
Modal saham/
Share capital
Tambahan
modal disetor/
Additional paidin
capital
Dicadangkan/
Appropriated
Belum
dicadangkan/
Unappropriated
Selisih penilaian
kembali aset tetap
dari entitas
asosiasi/Fixed
assets revaluation
reserve on
associates
Cadangan lindung
nilai arus kas/
Cash flow hedge
reserve
Lain-lain/
Others
Total
ekuitas/
equity
Saldo 1 Januari 2011/
Balance as at 1 January 2011 385,579 55,943 60,000 3,350,782 18,120 1,326 (10,923) 3,860,827
Penyesuaian sehubungan dengan penerapan
PSAK No. 4 (revisi 2009)/Adjustment in
relation to implementation of
PSAK No. 4 (revised 2009) - - - (2,952,621) (18,120) - 5,411 (2,965,330)
Saldo 1 Januari 2011 setelah disajikan kembali/
Balance as at 1 January 2011 as restated 385,579 55,943 60,000 398,161 - 1,326 (5,512) 895,497
Total laba komprehensif periode berjalan/
Total comprehensive income for the period - - - 75,903 - 1,089 - 76,992
Saldo 31 Maret 2011
Balance as at 31 March 2011 385,579 55,943 60,000 474,064 - 2,415 (5,512) 972,489
Saldo 1 Januari 2012/
Balance as at 1 January 2012 385,579 55,943 67,500 554,230 - 5,392 310 1,068,954
Total laba komprehensif periode berjalan/
Total comprehensive income for the period - - - 267,404 - (781) - 266,623
Saldo 31 Maret 2012/
Balance as at 31 March 2012 385,579 55,943 67,500 821,634 - 4,611 310 1,335,577
\
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION
PT ASTRA OTOPARTS Tbk
ENTITAS INDUK SAJA/PARENT COMPANY ONLY
Halaman - 89 - Page
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR
31 MARET 2012 DAN 2011 (TIDAK DIAUDIT)
(Dinyatakan dalam jutaan rupiah)
STATEMENTS OF CASH FLOWS
FOR THE PERIODS ENDED
31 MARCH 2012 AND 2011 (UNAUDITED)
(Expressed in millions of Rupiah)
31 Maret/ 31 Maret/
March 2012 March 2011
Arus kas dari aktivitas operasi Cash flows from operating activities
Penerimaan dari pelanggan dan lainnya 1,227,187 1,022,461 Receipts from customers and others
Penerimaan dari aktivitas operasi lainnya 11,797 15,733 Receipts from other operating activities
Pembayaran kepada pemasok dan
karyawan (1,124,584) (1,034,077) Payments to suppliers and employees
Kas yang dihasilkan dari operasi 114,400 4,117 Cash generated from operations
Penerimaan bunga 4,044 7,285 Interest receipts
Pembayaran bunga dan beban keuangan (14,749) (3,214) Payments for interest and financial charges
Pembayaran pajak penghasilan (12,716) (11,158) Payments for income tax
Arus kas bersih dihasilkan dari/ Net cash flows provided by/
(digunakan untuk) aktivitas operasi 90,979 (2,970) (used in) operating activities
Arus kas dari aktivitas investasi Cash flows from investing activities
Penerimaan dividen kas 67,035 17,400 Cash dividends receipts
Penerimaan bunga dari wesel tagih 1,222 600 Interest received from notes receivables
Perolehan aset takberwujud dan beban Acquisition of intangible assets and
tangguhan (6,882) (2,711) deferred charges
Wesel tagih yang (diberikan kepada)/ Notes receivables (provided to)/
diterima dari pihak berelasi, bersih (98,030) 65,559 receipts from related parties, net
Perolehan investasi lain (1,125) - Acquisition of other investment
Perolehan aset tetap (195,534) (78,577) Acquisition of fixed assets
Arus kas bersih (digunakan untuk)/ Net cash flows (used in)/provided by
dihasilkan dari aktivitas investasi (233,314) 2,271 investing activities
Arus kas dari aktivitas pendanaan Cash flows from financing activities
Penerimaan pinjaman jangka pendek 691,002 270,000 Proceeds from short-term loans
Penerimaan pinjaman jangka panjang 20,000 - Proceeds from long-term loans
Pembayaran pinjaman jangka pendek (441,002) (330,000) Repayments of short-term loans
Arus kas bersih dihasilkan dari/ Net cash flows provided by/
(digunakan untuk) aktivitas pendanaan 270,000 (60,000) (used in) financing activities
Kenaikan/(penurunan) bersih Net increase/(decrease) in cash
kas dan setara kas 127,665 (60,699) and cash equivalents
Cash and cash equivalents at
Kas dan setara kas pada awal periode 112,473 150,974 the beginning of the period
Dampak perubahan selisih kurs Effect of exchange rate differences
terhadap kas dan setara kas 320 (987) on cash and cash equivalents
Cash and cash equivalents at
Kas dan setara kas pada akhir periode 240,458 89,288 the end of the period
Read more ...
Labels:
Artikel
Subscribe to:
Posts (Atom)